
Perdebatan panjang terkait mata uang virtual masih belum menunjukkantitik temu di berbagai belahan dunia, begitu juga di Indonesia. Bank Indonesiadan Otoritas Jasa Keuangan memang belum mengeluarkan regulasi resmi terkaitBitcoin dan kawan-kawan. Namun kenyataanya blockchain dan cryptocurency sudahbanyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
Berikut ini adalahtanggapan msyarakat dan tokoh masyarakat terkait teknologi blockchain danpenggunaan cryptocurency di Indonesia.
Menurut Surve Luno
Platform mata uang digitalLuno dalam website-nya menyebut, Indonesia merupakan negara yang pertumbuhan penggunaBitcoin-nya terus meningkat.Apalagi, hasil penelitian menemukanbahwa 80 persen orang Indonesia (sekitar 200 juta orang) merupakan kelompok yangtak tersentuh perbankan (unbankable). Dengan begitu, potensi Bitcoin untukdigunakan masyarakat Indonesia masih sangat besar.
Lantas, apa alasanyang mendasari Bitcoin dipakai oleh sebagian orang Indonesia? Menurut informasidari platform mata uang digital Luno, ada berbagai alasan yang membuat orangmembeli Bitcoin.
Dalam infografis Luno (4/8/2017). 20,4 persen respondenmelihat Bitcoin sebagai alat pembayaran yang lebih baik dibanding kartu kredit.Mereka menilai demikian karena Bitcoin dianggap aman, sebab sulit melakukanpenipuan dengan Bitcoin dan privasi penggunanya pun yang terjamin.
Alasanyang kedua, transaksi dengan Bitcoin dianggap lebih cepat dan murah. Bitcoinjuga bersifat terdesentralisasi. Pengguna memanfaatkan Bitcoin untuk investasilantaran menganggap Bitcoin adalah aset bernilai tinggi. Tidak sedikit juga yangmenggunakan Bitcoin untuk perdagangan harian.
Bitcoin pun dipercayacukup banyak orang Indonesia, terbukti dari hasil survei yang menyebut 47,9persen responden percaya Bitcoin. Sementara yang tidak percaya pada Bitcoinhanya 21,39 persen dan yang masih ragu-ragu sebanyak 30,8 persen.
Tidakhanya itu, jika dibandingkan dengan emas, 46,6 persen responden lebih memilihinvestasi pada Bitcoin dibandingkan emas (12,9 persen). Bahkan, 47 persenresponden Luno menganggap Bitcoin merupakan masa depan uang digital.
Tiapharinya, responden Bitcoin di Indonesia juga aktif menggunakan atau mengecekBitcoin mereka (52,9 persen). Sangat sedikit yang jarang mengecek Bitcoinmiliknya (18,8 persen).
Meski cukup banyak yang percaya danmenggunakan Bitcoin, mata uang ini belum mendapatkan pengakuan dan izin daripemerintah Indonesia dan negara lainnya. Kalau Bitcoin mendapat izin,diperkirakan 88,8 persen responden akan membeli lebih banyak Bitcoin.
Pandangan Presiden RI Joko Widodo
Presiden RI Joko Widodo tampaknya menganggap kemunculan mata uang virtual itusebagai era baru teknologi yang harus siap disambut oleh masyarakatIndonesia.Jokowi juga menyebut bahwa kemajuan infrastruktur danteknologi (termasuk teknologi online) adalah sesuatu yang harus tetap kita ikutiagar tidak tertinggal dengan negara-negara lain.
"Saat ini ilmupengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat, berubah sangat cepat dan kitatidak bisa mengisolasi diri dari perkembangan tersebut,” ungkap mantan walikotaSolo itu di hadapan sivitas akademika Universitas Indonesia dalam acara DiesNatalis UI di kampus UI, Depok hari Jumat (2/2).
Beliau BapakPresiden juga menambahkan: "Sekarang sudah muncul juga teknologi robot yanglebih maju yang bisa menggantikan peran manusia. AI (artificial intelligence)dan VR (virtual reality) pun semakin banyak dikembangkan. Teknology blockchaindan cryptocurrency sebagai mata uang non sentral juga sekarang sedang menjadiperhatian banyak orang,”
Tanggapan ini secara tidak langsungmerupakan bentuk dukungan Presiden Jokowi kepada teknologi baru ini.
Pandangan Mantan Mentri Keuangan Chatib Basri
Setelah Jokowi menyebut Bitcoin dan Blockchain sebagai teknologi masa depan yangtidak bisa diabaikan, kali ini mantan menteri keuangan Chatib Basri ikutmengemukakan pandangannya terkait kehebohan mata uang virtual ini.Mantanmenteri yang menjabat di Kabinet Indonesia Bersatu itu menyebut bahwa melarangsirkulasi Bitcoin bukanlah cara yang efektif untuk menanggulangi dampak negatifdari Bitcoin dan mata uang virtual lainnya.
Chatib menyebut bahwaBank Indonesia selaku bank sentral-lah yang harusnya segera mengambil langkahdengan mengadopsi mata uang digital sebagai salah satu alat pembayaran resmi.Dengan membuat kebijakan semacam itu, pemerintah bisa ikut mengawasi danmengetahui bagaimana sirkulasinya.
"Saya mengerti kecemasan BankIndonesia terhadap Bitcoin. Jadi yang harus dilakukan oleh Bank Indonesia adalahmelakukan langkah agar mata uang virtual bisa menjadi sesuatu yang diawasi. Kitatidak bisa menghalangi (orang untuk memiliki Bitcoin dan mata uang virtuallainnya),” ungkap Chatib sebagaimana dilansir oleh Kompas, Senin (5/2) lalu.
Mengingatpenggunaan teknologi digital secara besar-besaran, bank sentral perlumenggunakan teknologi tersebut untuk mencegah dampak negatif dengan mengeluarkanteknologi digital resmi.
Dia menyebutkan sebagai contoh BucketTechnologies, sebuah startup Amerika Serikat yang memfasilitasi transaksi uangtanpa kabel di pengecer, dimana koin yang biasanya diberikan sebagai kembalianpada pelanggan diubah menjadi voucher, seperti untuk Google Play Store atauApple Pay.
Pandangan Dari Menteri Keuangan Sri Mulyani
Pemerintah melalui koordinasi antarlembaga sepakat menyikapi mata uang virtualbitcoin sebagai mata uang yang tidak punya landasan hukum dan berisiko.Laranganpenggunaan bitcoin berlaku ketat sebagai alat transaksi maupun sistempembayaran, tetapi sebagai instrumen investasi diserahkan kepada masyarakatdengan sejumlah catatan dari pemerintah mengenai risiko-risikonya.
"Sebagaipemerintah kami akan terus menyampaikan pandangan. Kalau sebagai alat investasi,itu keputusan pada masyarakat, tapi sudah diingatkan (risikonya)," kata MenteriKeuangan Sri Mulyani Indrawati di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat,Selasa (23/1/2018).
Ani menegaskan, untuk alat transaksi danpembayaran, mata uang yang diakui oleh negara adalah rupiah. Ketentuan itutertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Dalamhal bitcoin sebagai instrumen investasi, diungkapkan Ani ada banyak risiko yangujungnya bisa merugikan masyarakat. Risiko yang dimaksud di antaranya digunakanuntuk pencucian uang hingga pendanaan tindak pidana terorisme.
Pandangan CEO Indodax terhadap Larangan Penggunaan Mata Uang Digital
Baik Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan memang telah mengeluarkanlarangan, namun ini masih terbatas pada penggunaan mata uang virtual sebagaialat pembayaran. Karena larangan tersebut terkandung dalam undang-undang, CEOIndodax, Oscar Darmawan pun memiliki pemikiran yang sama."Saya jugamendukung regulasi tentang transaksi di Indonesia harus menggunakan rupiah dansaya juga tidak pernah menyarankan melakukan pembayaran menggunakan mata uangvirtual,” tuturnya kepada Bisnis.com, Selasa (6/2) lalu.
Satu halyang kurang disetujui bos marketplace aset digital terbesar Indonesia ini adalahalasan pemerintah yang menyebut bahwa mata uang digital banyak dimanfaatkanuntuk kejahatan.
"Teknologi blockchain yang serba tercatat malahmemudahkan untuk melakukan pelacakan. Termasuk kalau dana yang ada digunakanuntuk kejahatan,” imbuhnya.
Oscar juga menambahkan bahwa selama iniBitcoin digunakan sebagai alat transaksi antar negara. Melarang Bitcoin di satunegara, tidak akan lantas menyelesaikan masalah. Namun Oscar tetap mendukungpenuh keputusan pemerintah melarang penggunaan mata uang virtual sebagai alatpembayaran.
Tanggapan Artis
Beberapa artis ibukota di akun sosial media mereka kedapatan meng upload fotountuk verifikasi layanan jual beli mata uang digital.
Didalam foto tersebut adalah tiga artisterkenal ibukota yaitu Ryan Delon, Ivan Gunawan dan Irfan Hakim. Denganberedarnya foto tersebut dapat di pastikan bahwa pengguna mata uang digitaltelah masuk di kalangan artis. Masi banyak artis lainya namun tidak di sebutkandisini.
Saat ini semakin banyak negara yang menunjukkanketertarikannya terhadap teknologi blockchain dan mata uang virtual. Beberapa diantaranya bahkan dengan terbuka memberikan dukungan bahkan menciptakancryptocurrency nasional sendiri. Tidak menutup kemungkinan suatu saat Indonesiadapat melakukan langkah serupa terkait Bitcoin dan mata uang virtual lain. Jikapemerintah mendukung diperkirakan makin banyak pengguna Bitcoin Indonesia.
Source:
inet.detik.com,kompas.com,duniafintech.com,liputan6.com,foto-atas:Wccftech.com
,dll.